PERALATAN RUMAH TANGGA ULEKAN MANGGELANG
SEJARAH ULEKAN
Ulekan (atau cobek dan uleg-uleg) merupakan alat dapur tradisional yang telah digunakan sejak zaman nenek moyang di berbagai kebudayaan, termasuk Indonesia. Alat ini awalnya digunakan oleh masyarakat kuno untuk menghaluskan bahan makanan, rempah-rempah, dan obat-obatan secara manual.
Asal mula:
Penggunaan ulekan sudah ada sejak zaman prasejarah, seiring dengan berkembangnya teknik memasak dan penggunaan rempah-rempah. Di banyak budaya Asia, Timur Tengah, hingga Eropa, dikenal alat sejenis ulekan dengan berbagai nama—seperti mortar and pestle di Barat.
Di Indonesia:
Ulekan terbuat dari batu, kayu, atau tanah liat bakar. Digunakan untuk menghaluskan cabai, bawang, jahe, kunyit, dan bumbu masakan lainnya. Alat ini menjadi ikon dapur Nusantara, terutama dalam pembuatan sambal dan masakan tradisional.
Fungsi sosial & budaya:
Ulekan juga mencerminkan budaya gotong royong dan kearifan lokal, karena banyak masakan tradisional dibuat bersama-sama di dapur menggunakan alat ini
SEJARAH COBEK BATU ASLI ULEKAN
MANGGELANG
Sejarah & Asal-usul Cobek Batu Magelang
Cobek batu asli Muntilan, Magelang, terbuat dari batu andesit sisa letusan Gunung Merapi.
Proses pembuatan dimulai dari pembelahan bongkahan batu besar, diikuti dengan pemotongan dan pembentukan manual menggunakan mesin gerinda, pahat, dan palu untuk membentuk dasar cobek, lalu bagian tengah dan tepinya dirapikan dengan presisi hingga mencapai ketebalan sekitar 5–10 cm .
Produksi cobek jenis ini berkembang sejak setidaknya tahun 1970-an dan makin dikenal luas setelah generasi selanjutnya mengembangkan usaha hingga ke berbagai daerah luar Magelang, seperti Jakarta, Sumatera, dan Kalimantan .
Keunggulan & Kualitas Cobek Batu Asli
Cobek batu asli dikenal karena memiliki tekstur pori-pori yang tepat — tidak terlalu kasar namun porus — yang membuat hasil ulekan lebih halus dan cepat empuk. Inilah yang membedakannya dari cobek yang dibuat dari semen atau cor beton .
Warna aslinya cenderung abu-abu alami, bukan hitam pekat atau terlalu terang yang biasanya menandakan cobek hasil cat atau imitasi. Cobek asli juga tidak mudah pecah, tak berpasir, serta tidak mudah licin saat digunakan .
KOMPOSISI
Komposisi Cobek Batu Asli Muntilan (Magelang)
-
Bahan Utama:
- Batu AndesitBatu ini berasal dari sisa letusan Gunung Merapi, yang dikenal kuat, padat, dan tahan lama.
-
Ciri-ciri Batu:
- Tekstur berpori sedang: tidak terlalu kasar tapi cukup untuk menghaluskan bahan dengan efektif.
- Warna abu-abu alami (tidak dicat).
- Tidak mengandung pasir halus (tidak mudah aus).
- Tidak licin saat digunakan.
-
Bentuk & Ketebalan:
- Ketebalan sekitar 5–10 cm.
- Dibentuk manual menggunakan gerinda, pahat, dan palu.
Cobek ini terkenal karena kualitas ulekan yang dihasilkannya halus, tidak licin saat digunakan, dan jauh lebih awet dibanding cobek dari bahan semen atau beton. Kalau kamu butuh ciri-ciri cobek palsu atau imitasi
VARIAN DAN HARGA
Varian dan Kisaran Harga
Varian & Ukuran | Kisaran Harga (Rp) |
---|---|
Cobek Batu Asli diameter ~17–18 cm | Sekitar 32.000 |
Cobek Batu Asli diameter 18 cm (set cobek + ulekan) | Mulai dari ±30.000–45.000 |
Cobek Batu Asli diameter 19 cm + ulekan (Super) | ±55.000 (diskon dari 147.368) |
Cobek Batu Asli varian Super ukuran 24–28 cm | Mulai dari ±72.000 |
Cobek Bubut Batu Asli diameter ±15 cm (set) | Sekitar 36.900 |
Cobek Batu Asli karakter (buah/bunga) – set | ±50.500 |
Dari marketplace besar (BigGo Indonesia):
- Cobek Batu Asli Magelang/Muntilan (18 cm): Rp ~30.000
- Cobek Batu + Ulekan (19 cm): mulai Rp ~84.150
- Cobek Batu ukuran 23 cm: ±123.750
- Cobek Batu ukuran 27 cm: ±166.320
Kesimpulan Singkat:
- Varian umum: ukuran mulai dari 15 cm hingga 28 cm, tersedia dalam bentuk cobek tunggal atau set dengan ulekan.
- Model khusus: ada cobek karakter (buah/stroberi/bunga), biasanya dijual dalam satu set, harga di kisaran Rp 50.500.
- Harga bervariasi berdasarkan ukuran dan kemasan (diskon marketplace sering menurunkan harga).
Kelebihan:
1. Tahan Lama dan Kuat
Dibuat dari batu andesit Gunung Merapi yang terkenal padat dan tidak mudah retak.
2. Tekstur Ideal
Permukaan berpori sedang, sangat cocok untuk menghaluskan bumbu dengan cepat dan halus.
3. Tidak Licin Saat Dipakai
Aman digunakan tanpa mudah tergelincir, bahkan saat tangan atau permukaan basah.
4. Warna Alami, Tidak Berbahaya
Tanpa pewarna atau cat sintetis, jadi lebih aman untuk makanan.
5. Kualitas Tradisional
Proses pengerjaan manual membuat setiap cobek punya sentuhan unik dan kualitas terjaga.
Kekurangan:
1. Berat
Karena berbahan batu asli, cobek ini cukup berat dan tidak mudah dipindah.
2. Harga Lebih Mahal
Dibanding cobek semen atau plastik, harganya relatif lebih tinggi karena kualitas dan proses pengerjaannya.
3. Perlu Perawatan Awal
Sebelum digunakan, biasanya perlu direndam dan dibersihkan agar tidak ada debu batu.
4. Rawan Palsu
Banyak versi tiruan dari bahan cor atau campuran semen yang tidak sekuat batu asli.
Perkembangan Cobek Batu Asli Muntilan – Magelang:
- Awal mula berkembang pada era 1970-an, saat masyarakat Muntilan mulai memanfaatkan batu andesit sisa letusan Gunung Merapi sebagai bahan dasar cobek.
- Awalnya diproduksi secara manual oleh perajin lokal untuk kebutuhan rumah tangga di sekitar Magelang.
- Seiring waktu, permintaan meningkat, terutama dari kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, bahkan hingga ke luar pulau seperti Sumatera dan Kalimantan.
- Munculnya platform online dan media sosial juga turut membantu promosi dan penjualan cobek ini secara nasional.
- Saat ini, pengrajin generasi baru mulai mengembangkan variasi desain seperti cobek karakter (berbentuk buah atau bunga), serta menjual dalam bentuk set dengan ulekan.
Komentar
Posting Komentar