MAKANAN WAFER NABATI


SEJARAH WAFER


    Asal-usul wafer sebenarnya cukup panjang dan berkembang dari zaman kuno, tapi bentuknya tidak langsung seperti wafer modern yang kita kenal sekarang (tipis, berlapis, renyah, dan biasanya diisi krim manis). Berikut ringkasan sejarah awal mula wafer: 

 Asal Usul Awal (Zaman Kuno - Abad Pertengahan)

   Zaman Romawi Kuno: Orang Romawi sudah mengenal semacam kue tipis yang dipanggang di antara dua pelat logam panas, mirip seperti wafel datar. Makanan ini digunakan sebagai persembahan ke dewa atau untuk perayaan keagamaan.


   Abad Pertengahan Eropa: Muncul makanan yang disebut “wafre” (bahasa Prancis Kuno), yaitu adonan tipis dipanggang dengan alat seperti cetakan besi. Bentuknya mirip wafel dan biasa disajikan di gereja sebagai makanan suci (mirip hosti).

 


Perkembangan Menuju Wafer Modern (1800-an – 1900-an)

   1800-an: Di Eropa, teknik membuat makanan manis tipis dan renyah mulai berkembang. Adonan ditipiskan, lalu dipanggang sampai kering dan renyah.


   1900-an Awal: Mulai banyak pabrik makanan ringan di Eropa dan Amerika yang membuat wafer secara massal. Beberapa merek mulai terkenal seperti KitKat (diperkenalkan oleh Rowntree's, Inggris, 1935).


   Wafer isi krim atau coklat mulai dipopulerkan oleh pabrik-pabrik makanan seperti Nestlé dan Loacker (Italia), menjadikannya cemilan modern yang kita kenal sekarang.


 Masuk ke Indonesia


Wafer masuk ke Indonesia lewat pengaruh Eropa, terutama Belanda. Setelah kemerdekaan, makin banyak merek lokal yang memproduksi wafer seperti Nissin, Roma, Tango, dan lainnya.


kesimpulan:


> Wafer berasal dari makanan rohani tipis di Eropa abad pertengahan, yang kemudian berkembang menjadi camilan manis berlapis krim dalam industri makanan modern.










SEJARAH WAFER RICHEES WAFER NABATI


 Awal Mula Wafer Richeese Nabati


    Wafer Richeese Nabati diproduksi oleh PT Kaldu Sari Nabati Indonesia, yang merupakan bagian dari Nabati Group, perusahaan makanan asal Indonesia. Produk ini mulai dikenal luas sejak awal tahun 2000-an, dan langsung menarik perhatian pasar karena keunikannya.


    Ciri khas dari wafer ini adalah rasa keju yang gurih sekaligus manis, serta teksturnya yang lembut dan tidak terlalu kering. Kombinasi ini membuat Richeese berbeda dari wafer biasa yang cenderung hanya manis atau terlalu renyah.


     Karena sambutan pasar yang sangat baik, Richeese Nabati kemudian mengembangkan berbagai varian produk lainnya, seperti Richeese Rolls, Richeese Ahh, dan versi rasa coklat. Tak hanya sukses di dalam negeri, wafer Richeese juga diekspor ke berbagai negara di Asia Tenggara dan Timur Tengah.


KOMPOSISI RICHEES WAFER NABATI


 Komposisi Wafer Richeese Nabati


-Wafer Richeese Nabati dibuat dari bahan-bahan utama berikut:

-Tepung terigu: bahan dasar adonan wafer.

-Gula: memberi rasa manis.

-Minyak nabati: biasanya minyak sawit, digunakan untuk kelembutan tekstur dan daya tahan produk.

-Whey powder dan susu bubuk: menambah rasa susu dan memperkaya nutrisi.

-Keju bubuk (cheese powder): bahan utama yang memberikan rasa keju khas Richeese.

-Garam dan soda kue (sodium bicarbonate): membantu dalam rasa dan pengembangan adonan saat dipanggang.

-Emulsifier (lesitin kedelai): menjaga tekstur agar tetap stabil.

-Vitamin: beberapa varian mengandung vitamin A, B1, B2, B6, dan B12.

-Pewarna makanan: seperti Sunset Yellow (E110) dan kunyit, untuk memberi warna khas krim keju.

-Penguat rasa: seperti MSG dan disodium 5’-ribonucleotide pada varian tertentu.


VARIAN RASA DAN VARIAN HARGA

 varian rasa (hanya cheese)


Ukuran Harga 

8 g (mini) Rp 500 – Rp 2.400

50 g Rp 1.700 – Rp 2.600

75 g Rp 5.000 – Rp 6.700

110–125 g (pouch) Rp 6.300 – Rp 11.000

145 g Rp 9.900 – Rp 11.100

240–320 g (kaleng) Rp 28.000 – Rp 30.500


KANDUNGAN GIZI RICHEES WAFER NABATI


 Kandungan Gizi (Per 10 g):


-Energi: ± 50 kalori

-Lemak total: ± 2 g (lemak jenuh ± 1 g)

-Karbohidrat: ± 7 g

-Gula: ± 3 g

-Protein: ± 1 g

-Natrium (garam): ± 40 mg

-Vitamin: Beberapa varian mengandung vitamin A, B1, B2, B6, dan B12


 Kelebihan Richees Wafer Nabati:


-Rasa keju khas, gurih dan manis

-Tekstur wafer lembut, nggak terlalu keras

-Mudah ditemukan dan harganya terjangkau

-Tersedia berbagai ukuran kemasan

-Cocok untuk camilan ringan kapan saja


Kekurangan Richees Wafer Nabati:

-Tinggi gula dan lemak (jika dikonsumsi berlebihan)

-Rendah protein dan serat

-Mengandung bahan tambahan seperti MSG & pewarna

-Tidak cocok untuk yang alergi susu, gluten, atau kedelai


Berikut ringkasan perkembangan dan kesimpulan Richeese Nabati Wafer:


 Perkembangan:

  • Diluncurkan oleh Nabati Group pada awal 2000-an.
  • Jadi pelopor wafer krim keju di Indonesia.
  • Produknya berkembang dari wafer menjadi berbagai camilan dan minuman.
  • Mendirikan restoran cepat saji Richeese Factory sejak 2011.
  • Sudah diekspor ke banyak negara seperti Vietnam, Malaysia, Filipina, dan China.
  • Mendapat berbagai penghargaan nasional seperti MURI & Superbrands.

 Kesimpulan:

Richeese Nabati sukses karena inovasi rasa keju yang unik, kemasan praktis, harga terjangkau, dan strategi ekspansi global yang kuat. Kini jadi salah satu merek wafer keju paling dikenal di Indonesia dan luar negeri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERALATAN RUMAH TANGGA ULEKAN MANGGELANG

PERALATAN DAN PERAWATAN TUBUH FACE WASH

MINUMAN KHAS BANTEN ES CINCAU HITAM